
Sejarah Perkembangan
Setiap entitas sosial memiliki sejarah dan tujuan pembentukan atau pendiriannya. Rasion d’etre, demikian kata bahasa Perancis dengan tepat menegaskan alasan keberadaan suatu entitas, entah itu entitas sosial keagamaan, sosial politik, sosial budaya, sosial religius, dan lain sebagainya. Politeknik Cristo Re adalah insitusi pendidikan milik Keuskupan Maumere di bawah Yayasan Cristo Re dibentuk secara legal dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, No: 590/M/2020.
Sebagai pemimpin umat Katolik di Keuskupan Maumere, yang wilayahnya seluas Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan umatnya adalah mayoritas penduduk Kabupaten Sikka, Bapak Uskup Keuskupan Maumere, Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD kala itu (2008-2018) menaruh perhatian, kepedulian dan keprihatinan besar akan kesejahteraan umat dan masyarakat umumnya. Mayoritas masyarakatnya miskin, kurang memiliki pengetahuan dan skill dalam bekerja serta kurang didukung sarana-sarana teknologi tepat guna. Hal ini berdampak pada lambatnya pertumbuhan di bidang ekonomi dan kesejahteraan hidup.
Sebagai sebuah entitas sosial, Gereja bukan saja mengusahakan keselamatan rohani, tapi juga keselamatan atau kesejahteraan jasmani. Inilah misi atau tugas perutusan Gereja di dunia. Gereja hadir di dunia untuk melayani masyarakat dunia ini agar mereka semua selamat, rohani dan jasmani.
Gereja lokal di Flores, termasuk di wilayah Keuskupan Maumere, sejak masa para misionaris, sekitar tahun 1900-an telah berusaha dengan berbagai cara melayani masyarakat. Ada tiga bidang utama pelayanan Gereja, yakni: bidang pelayanan pastoral teritorial (pelayanan rohani bagi umat di kampung-kampung dan desa-desa), pelayanan di bidang kesehatan (mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, dll), juga pelayanan di bidang pendidikan (dengan mendirikan sekolah-sekolah).
Perhatian di bidang pendidikan tidak hanya pendidikan formal seperti pendirian Sekolah-Sekolah Dasar, Seminari-Seminari, tetapi juga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus dan pelatihan pertukangan, yang disebut sebagai sekolah pertukangan (Ambachtschool) di Ende, Larantuka dan Maumere. Tukang-tukang Ambachtschool besutan para misionaris Societas Verbi Divini (SVD)/Serikat Sabda Allah inilah juru bangun banyak gedung gereja, biara-biara dan kantor-kantor pemerintahan pada tahun lima puluh sampai delapan puluhan di seluruh pelosok pulau Flores dan bahkan di NTT. Selain itu bengkel-bengkel misi menjadi kiblatan satu-satunya warga masyarakat untuk berbagai keperluan pembangunan, peralatan rumah tangga dan kantor maupun perawatan alat-alat kendaraan darat maupun kapan-kapal motor laut. Oleh karena itu Mgr. Kherubim, Uskup Maumere sebagai inisiator pembentukan Politeknik Cristo Re berharap agar Politeknik Cristo Re menjadi sebentuk “reinkarnasi” dari Ambachtschool atau Sekolah Pertukangan masa itu dengan kemasan lebih sistematis seturut tuntutan zaman dan regulasi Pendidikan Tinggi Vokasi di tanah air.
Kerja sama kelembagaan sebagai cikal bakal gagasan pembentukan Politeknik Cristo Re diawali dengan penandatanganan Nota kesepakatan (MoU) antara Mgr. G. Kherubim Pareira, SVD sebagai Uskup Keuskupan Maumere, Bapak Wellybordus B. Wiratmoko, Presiden Komisaris PT. Kharisma Baja Utama dan Romo B.B. Triatmoko, SJ sebagai Direktur Utama PT. ATMI BIZDEC tanggal 29 Maret 2010.
Nota kesepakatan tersebut berdasar pada pemikiran bahwa untuk bisa menjadi masyarakat NTT yang mandiri dan transformatif perlu perubahan paradigma. Perlu ada pemahaman baru bahwa karya sosial Gereja tidak hanya bersifat karitatif, tetapi juga transformatif yang mengandaikan perubahan cara berpikir, cara bekerja dan cara bertindak yang semakin inovatif.
Pada tahun 2011, Uskup Maumere, Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD membentuk sebuah panitia Pendirian Politeknik Cristo Re. Panitia ini bekerja dengan bantuan Tim Teknis dari Politeknik ATMI Surakarta dan PT. BizDEC Solo. Langkah strategis dengan mempersiapkan Tim Manajemen awal untuk Politeknik Cristo Re sekaligus mempersiapkan tenaga dosen dan instruktur dengan beasiswakan putera-putera daerah untuk sekolah di Politeknik ATMI Surakarta.
Selain menjalin kerjasama dengan Politeknik ATMI Surakarta, terjalin juga kerjasama dengan Polman Astra Jakarta dalam rangka mempersiapkan para instruktur untuk Program Studi Pemeliharaan Mesin Otomotif. Beberapa instruktur dikirim menjalani training di Polman Astra. Selain itu dikirm juga beberapa tamatan SMK menjalani studi formal di Polman Astra. Mereka disiapkan untuk menjadi dosen dan instruktur di Politeknik Cristo Re.
Politeknik Cristo Re mendapat ijin operasional dari Kemendikbudristek pada tanggal 24 Juni 2020. Seremoni peresmian Politeknik Cristo Re dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2020 oleh Bupati Sikka dan Uskup Maumere.
Politeknik Cristo Re mulai dengan tiga Program Studi, yakni Program Studi Teknologi Mesin, Program Studi Pemeliharaan Mesin Otomotif, dan Program Studi Ekowisata. Program Studi Teknologi Mesin melanjutkan Prodi Teknik Manufaktur, satu-satunya Program Studi pada saat PDD Politeknik ATMI Surakarta. Sedangkan Program Studi Pemeliharan Mesin Otomotif didasarkan pada realita banyaknya kendaraan bermotor dan pelbagai mesin untuk berbagai kepentingan masyarakat. Sedangkan Program Studi Ekowisata berkaitan dengan program strategis pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata. Penamaan prodi ekowisata (bukan pariwisata) menunjukan keberpihakan, kepedulian dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup.
Diharapkan pada tahun-tahun akan datang, Politeknik Cristo Re tidak saja dapat membuka Program Studi-Program Studi baru seturut tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan kemaslahatan hidup masyarakat; tapi juga dapat bergaung di level nasional bahkan internasional sejalan dengan Visinya: “menjadi Politeknik unggul dan berdaya saing di tingkat nasional dan global berdasarkan Pancasila dan Iman Kristiani demi menciptakan masyarakat yang mampu mengadobsi teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan.”